You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan KALIGINTUNG
Kalurahan KALIGINTUNG

Kap. Temon, Kab. Kulon Progo, Provinsi DI Yogyakarta

Sugeng Rawuh Wonten Ing Kalurahan Kaligintung Kapanewon Temon Kabupaten Kulon Progo -- >

Ini Sosok Patung Perempuan Raksasa di Pintu Masuk Yogyakarta International Airport

Administrator 02 Januari 2020 Dibaca 1.160 Kali

Sebuah patung raksasa perempuan berdiri di pintu masuk Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport di Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Patung itu menengadah tangan kiri ke langit sedangkan yang kanan memegang bokor. Patung itu bernama Hamemayu Hayuningrat yang berarti Ibu Bumi Bapak Angkasa.

Ia menggambarkan penyambutan selamat datang dan bokor yang menjadi simbol pundi-pundi penyimpanan kekayaan. PT Angkasa Pura I (Persero) tengah mengerjakannya. AP menargetkan patung itu selesai sebelum bandara beroperasi melayani penerbangan domestik maupun internasional pada Maret 2020. "Sebelum bandara beroperasi penuh sudah naik ke atas. Kami menargetkan patung (selamat datang) ini selesai pada Januari 2020," kata Taochid Purnama Hadi, Manajer Proyek AP I Bandara YIA, Sabtu (28/12/2019). 

Patung ini memiliki tinggi 9 meter dan akan berdiri pada sebuah dudukan setinggi 4 meter. Warga banyak yang mengira patung itu merupakan pahlawan nasional Nyi Ageng Serang. Sebagaimana diketahui, warga Kulon Progo memiliki kebanggaan pada pahlawan ini hingga patung Nyi Ageng Serang berkuda berdiri di tengah kota. "Ini bukan tokoh siapapun. Ini simbol dari penyambutan," kata Taochid.

Patung Hamemayu Hayuningrat melengkapi banyaknya kearifan Yogyakarta yang terus dikembangkan di YIA. Ciri khas Yogyakarta memang sudah lebih dulu muncul di YIA. Motif batik kawung salah satu yang paling menonjol. Motif itu terlihat di gapura depan, lantai, hingga skylight gedung terminal. "Kami sekarang sedang bekerja keras pada baja atap kawungnya. Di sana ada pembungkusnya dan spesial lighting," kata Taochid. Selain motif, di bandara ini dilengkapi ornamen yang menggambarkan lima desa terdampak pembangunan bandara di gatenya. AP I bahkan membawa konsep Malioboro ke dalam terminal.  (yogyakarta.kompas.com)

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image